Pages

Rabu, 08 September 2010

Marco Calasan Bocah Ajaib, Teknisi Microsoft Termuda

Marco Calasan
Marco Calasan adalah teknisi sistem Microsoft paling muda di dunia dengan usianya baru 9 tahun. Namun bocah jenius ini tampak seperti anak laki-laki biasa.
Bersekolah di Blaze Koneski, Marco Calasan tampak seperti bocah laki-laki biasa dengan senyum hangat dan kulit kecokelatan. Namun tak ada menyangka kalau ia seorang jenius yang miliki 4 sertifikat Microsoft dan telah menulis buku setebal 312 halaman mengenai Windows 7.
Marco tinggal hanya berseberangan jalan, namun menghabiskan sebagian besar waktu untuk bekerja setiap harinya, bahkan sehabis bel sekolah berbunyi tanda pulang. Saat ditanya mengenai kecintaannya terhadap komputer, Marco hanya menjawab singkat,
“Dengan pengetahuan, segalanya menjadi mungkin.”

Marco dapat menjelaskan secara rinci soal IPTV, konten yang mengirimkan sistem jaringan yang ia rakit sendiri. Kata ‘Microsoft’ tampak banyak keluar di setiap kalimat saat ia menjelaskan tentang pekerjaannya. Ini semakin menjelaskan bahwa Marco memang terobsesi dengan karya Bill Gates ini.
Marco begitu rendah hati, akrab dan sangat sabar saat ditanyai kembali atau diminta memberikan penjelasan ulang soal, istilah komputer yang terdengar asing.
Saat ditanya perasaannya menyangkut kelebihannya, Marco hanya menganggap bahwa dirinya anak kecil biasa dan melupakan bahwa ia memiliki semua pengetahuan di kepalanya saat sedang bermain dengan para temannya.
Marco mampu berbicara di tiga bahasa dan saat ini sedang belajar bahasa keempat meskipun bahasa Inggris bukanlah bahasa kesehariannya. Marco seringkali memberikan penjelasan soal komputer dan kurikulum untuk temannya ataupun orang yang lebih dewasa. Marco bahkan sering mengajari gurunya sendiri.
Di akhir bulan ini, Marco akan pergi ke Montenegro. Pemerintah meminta dirinya untuk memberikan presentasi soal sistem IPTV di tempat itu.
Fungsi otak Marco memang sedikit tidak biasa. Professor Elena Achkovska-Leshkovska dari Institute of Psychology, Skopje, melakukan tes saat dia berusia tujuh tahun. Profesor Elena menemukan bahwa otak Marco beroperasi sama seperti anak berusia 12 tahun. Namun yang menarik adalah tingginya level emosi dan kemampuan sosial. Sesuatu yang tidak biasa ditemukan di diri anak yang berbakat.
Radica adalah ibu di balik kebahagian Marco. Ibu muda yang saat tampil berdua tampak seperti teman baik ini bekerja tujuh hari dalam seminggu untuk menjalankan bisnis komputer agar menghasilkan uang demi masa depan Marco.
Bulan lalu, Radica mendapatkan masalah kesehatan saat dirinya didiagnosa menderita kanker payudara. Dia menghabiskan waktu satu minggu di rumah sakit untuk memindahkan tumor tersebut.
Yang menarik, Marco ternyata telah mencetak 200 halaman informasi soal pengobatan kanker payudara dan apa saja yang sebaiknya dimakan ibunya untuk mendapatkan pengobatan secara penuh.
Dokter telah mengatakan pada Radica bahwa dirinya harus menjalani kemoterapi namun ia enggan karena ingin konsentrasi merawat anak lelakinya. Fokus utama Radica adalah masa depan Marco. Dia menyadari, Marco membutuhkan kesempatan dan sistem pendidikan yang hanya ada di sekolah berbiaya mahal. Sesuatu yang harus Radica usahakan.
Suasana teduh dan optimis menyeruak saat melihat ibu muda dan bocah laki-laki ini. Meskipun banyak dihadapi tantangan, mereka begitu bahagia terlihat dari Radica yang memeluk anaknya dengan penuh cinta.
Sumber : www.surya.co.id

0 komentar:

Posting Komentar