Pages

Kamis, 26 Agustus 2010

Sabun Antibakteri Diduga Merusak Organ Reproduksi

Sabun antimikroba (antibakteri) yang mengandung triclosan dan triclocarban diduga dapat merusak organ reproduksi, menurunkan kualitas sperma, serta produksi tiroid dan hormon seks.

Gara-gara itu, sebuah kelompok nirlaba pecinta linkungan menggugat US Food and Drug Administration (FDA) karena dianggap telah gagal mengatur dan mengawasi peredaran sabun antimikrobial yang ternyata dapat merusak organ reproduksi.

Popularitas produk antimikroba telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dan produk semakin
banyak ditemukan di rumah-rumah dan kantor, yang mana kuman dapat dengan mudah ditularkan dari orang ke orang.

Gugatan peredaran sabun berbahaya tersebut telah diajukan ke Pengadilan Distrik AS di Manhattan. Namun, perwakilan dari FDA dan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat AS menolak berkomentar.

Penggugat berpendapat bahwa FDA melanggar hukum federal dengan menyatakan produk sabun tersebut aman digunakan.

“Lebih dari 30 tahun yang lalu, FDA adalah lembaga yang pertama diusulkan untuk mengatur produk yang digunakan tanpa resep, tetapi ternyata produk-produk tetap ada di pasaran tanpa adanya pengaturan,” ujar perwakilan kelompok penggugat, seperti dilansir dari Reuters, Jumat (30/7/2010).

Kelompok pecinta lingkungan tersebut juga mengungkapkan bahwa akibat kelalaian FDA, konsumen harus merasakan dampak buruk dari triclosan dan triclocarban melalui berbagai produk kesehatan tanpa resep, seperti sabun tangan antimikrobial, yang banyak beredar di pasaran.

Pada tahun 1978, FDA pernah mengusulkan untuk melarang perdagangan triclosan dan triclocarban, sekitar enam bulan atau dua tahun setelah publikasi penelitian terakhir. Tapi tidak ada tindakan yang diambil sampai tahun 1994, ketika beberapa bahan tersebut telah direklasifikasi.

Kelompok tersebut juga menggugat FDA untuk segera menyelesaikan penelitian tentang kasus ini dan dibatasi dengan tenggat waktu tertentu. Tapi kelompok ini justru tidak menggugat produsen atau pengecer yang menjual produk-produk berbahaya ini.

Sumber: Detikhealth

0 komentar:

Posting Komentar